Dua Sisi Kecerdasan Buatan, Kaspersky : Efisiensi dan Risiko Pencurian Identitas
Bisnis.com, Jakarta – Keberadaan kecerdasan buatan (AI) ibarat produk simalakama. Di satu sisi, masyarakat bisa melakukan berbagai hal dengan lebih mudah. Di sisi lain, ada banyak masalah yang terkait dengan pencurian identitas. Vladislav Tushkanova, direktur kelompok pengembangan penelitian di Kaspersky, mengatakan bahwa 48 persen responden percaya bahwa hubungan manusia akan berubah karena kecerdasan buatan jika karakter virtual menggantikan pasangan sebenarnya. Teknologi ini juga membawa risiko yang tidak terduga dan ancaman yang kompleks, mulai dari ketergantungan yang berlebihan – ketergantungan yang berlebihan pada bukti AI – hingga phishing, phishing, dan pencurian identitas berbasis AI.
Dalam laporan terbarunya, “Kebahagiaan, takhayul, dan ketidakpastian – bagaimana konsumen global berinteraksi di dunia digital”, Kaspersky menemukan bahwa kecerdasan buatan memainkan peran baru di beberapa bidang saat ini. 34% percaya bahwa AI bisa menjadi pemimpin yang lebih baik daripada manusia karena sifatnya yang impersonal. Kemudian 57% siap menggunakan AI untuk mengatur kehidupan sehari-hari mereka dengan lebih baik, dan 31% menggunakan AI untuk menemukan keseimbangan yang tepat pada aplikasi kencan.
Menurut statistik Sameweb, ChatGPT, salah satu ruang obrolan terpopuler di dunia, memiliki 153 juta kunjungan pada bulan pertama setelah peluncurannya, November 2022, dan akan mencapai 2 miliar perjalanan pada posisi April 2024. Pendidikan. 47% memperkirakan bahwa anak-anak akan diajar melalui pengalaman virtual dan Metaverse dalam waktu dekat. Selanjutnya, 50% responden percaya bahwa AI telah menjadi bagian yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan mereka, dan 43% mempunyai pandangan positif terhadap potensi AI dalam memberikan peluang dan perbaikan yang menarik di masa depan bagi semua orang.
Sebagian besar responden juga setuju bahwa AI mempunyai potensi di bidang kreatif, dengan 62 persen percaya bahwa AI dapat menjadi pencipta sejati. Kecerdasan bisa dikatakan sebagai sahabat sekaligus penolong sejati dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari separuh responden, atau 57 persen, ingin menggunakan kecerdasan buatan untuk mengatur kehidupan sehari-hari mereka dengan lebih baik. Berikutnya, 48% mengatakan mereka siap menggunakan chatbot AI untuk mengelola obrolan online, 31% di antaranya menggunakannya untuk menemukan pasangan yang tepat di aplikasi kencan.