Energi baru terbarukan sebagai kail investasi ramah lingkungan
Jakarta (ANTARA) – Indonesia bertujuan menjadikan energi baru dan terbarukan sebagai tulang punggung sektor energi bangsa dengan pangsa pasar 100%, sejalan dengan komitmennya untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Pada pertemuan Launching Net Zero World di COP -26 di Glasgow, Skotlandia, pada awal November 2021, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif meluncurkan peluang investasi ramah lingkungan untuk sektor energi energi bersih di Indonesia.
Menteri ESDM mengatakan Indonesia memiliki sumber daya baru dan terbarukan yang melimpah, antara lain energi surya, air, bioenergi, energi angin, panas bumi, dan sumber daya gelombang laut, bahkan potensi uranium untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Dari total potensi energi ramah lingkungan sebesar 648,3 gigawatt, total potensi sumber daya yang telah dimanfaatkan baru mencapai 2%, sehingga potensi industri energi bersih di Indonesia masih terbuka lebar karena masih banyak sumber energi bersih yang belum dimanfaatkan. dieksploitasi. dapat digunakan secara optimal. Dalam forum internasional tersebut, Arifin mengatakan harga energi ramah lingkungan, khususnya panel surya, mulai kompetitif karena harganya cenderung menurun seiring berjalannya waktu.
Selain itu, jika didukung dengan teknologi baru seperti sistem pumped storage, hidrogen, dan tenaga baterai, maka dapat mengoptimalkan pemanfaatan potensi energi baru terbarukan yang melimpah di Indonesia dan bersaing dengan bahan bakar fosil. Pada tahun 2021, Kementerian ESDM menetapkan target investasi sebesar 2,05 miliar USD, yang rinciannya sebesar 10 juta USD untuk penghematan energi, 68 juta USD untuk bioenergi, 730 juta USD untuk panas bumi, dan $1,24 juta untuk panas bumi. miliar USD untuk sumber energi baru terbarukan. Pemerintah mengumumkan bahwa realisasi nilai investasi energi baru, energi terbarukan, dan penghematan energi pada semester pertama tahun ini mencapai 1,07 miliar dolar AS, atau sekitar 52,79% dari target yang ditetapkan untuk tahun 2021. Rincian investasi di berbagai sektor energi baru terbarukan mencapai 590 juta USD, investasi panas bumi 357 juta USD, bioenergi 126 juta USD dan penghematan penghematan energi sebesar 6 juta USD. Pemerintah Indonesia telah mengembangkan peta jalan menuju netralitas karbon untuk mengatasi berbagai tantangan dan risiko perubahan iklim di masa depan. Terkait energi baru dan energi terbarukan, Pemerintah akan menerbitkan dan menerapkan berbagai peraturan pada periode 2021-2025.
Beberapa peraturan tersebut berkaitan dengan undang-undang terkait energi baru terbarukan, penghentian dini pembangkit listrik tenaga batu bara, konversi tenaga diesel ke gas, dan energi bersih tergantung potensi masing-masing daerah. Selain itu, Peraturan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga diterbitkan untuk mendorong pemasang dan meningkatkan pengembangan PLTS Atap di Indonesia. Pada tahun 2025, pemerintah Indonesia menargetkan bauran energi baru terbarukan dengan 23% didominasi oleh pembangkit listrik berbasis tenaga surya. Bauran energi baru dan terbarukan diperkirakan akan tumbuh pesat sebesar 42% dalam sembilan tahun ke depan, didukung oleh jaringan gas yang menjangkau 10 juta rumah, kendaraan listrik mencapai dua juta mobil dan 13 juta sepeda motor serta penggunaan energi baru terbarukan. dimetil eter dengan rata-rata konsumsi listrik per kapita 1.548 kWh.
Menteri Arifin menjelaskan pemerintah terus memperkuat kerangka regulasi untuk menjamin keberhasilan transisi energi Indonesia. Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 memberikan porsi yang lebih besar pada sektor energi bersih. “Energi terbarukan akan semakin berkontribusi terhadap pengembangan kapasitas pembangkitan dengan sumber energi baru terbarukan sebesar 20,9 gigawatt, setara dengan 51% dari total kapasitas pembangkitan yang dibangun pada tahun 2030”, ungkap Bapak. Lima tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2035, bauran energi bersih diperkirakan mencapai 57% yang didominasi oleh PLTS, PLTA, dan PLTP dengan konsumsi listrik sebesar 2.085 kWh per kapita.
Pada tahun 2040, bauran energi baru terbarukan diperkirakan mencapai 71% dan tidak ada pembangkit listrik tenaga diesel yang beroperasi, lampu LED 70%, tidak ada lagi penjualan sepeda motor konvensional dan konsumsi listrik yang rendah mencapai 2.847 kWh per orang.
Dalam lima tahun ke depan, pemerintah berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama yang diharapkan dapat beroperasi secara komersial dengan kapasitas 35 gigawatt pada tahun 2060. Selain itu, diharapkan akan ada bauran energi baru terbarukan mencapai 87% pada tahun 2050 dengan tidak terjualnya mobil konvensional dan konsumsi listrik sebesar 4.299 kWh per kapita. Pada tahun 2060, bauran energi bersih diharapkan mencapai 100%, dipimpin oleh PLTS dan PLTA serta didukung oleh distribusi jaringan gas kepada 23 juta rumah tangga yang terkoneksi, kompor listrik untuk 52 juta rumah tangga, dan kendaraan listrik. dengan konsumsi listrik mencapai 5.308 kWh/orang. Indonesia jelas membutuhkan investasi skala besar untuk mendukung semua ambisi besar iklim yang dijabarkan dalam peta jalan netral karbon sektor energi.