Kematian Akibat AMR Diperkirakan Capai 10 Juta Orang pada 2050, Kemenkes dan WHO Launching Strategi Nasional
Untuk mencegah kematian akibat resistensi antibiotik (AMR), Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antibiotik 2025-2029 di hotel JW Marriott di Jakarta Senin (19 Agustus). Sebelumnya, koordinasi lintas sektoral telah dilakukan dalam penanganan kasus AMR di Indonesia, mengacu pada Peraturan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor 07 Tahun 2021 tentang Perencanaan Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antibiotik Periode 2020-2024
Wakil Menteri Kesehatan RI, Profesor Dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan penerapan Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antibiotik Saat ini merupakan saat yang penting untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan ikut serta dalam upaya pencegahan resistensi antibiotik. Strategi nasional ini didasarkan pada tiga landasan utama: tata kelola yang efektif, informasi strategis dan sistem penilaian eksternal. “Strategi nasional ini didasarkan pada empat pilar penting yaitu pencegahan penyakit menular, akses terhadap layanan kesehatan esensial, diagnosis yang akurat dan tepat waktu serta pengobatan yang tepat dan penjaminan mutu,” kata Profesor. Dante.
Ia berharap penerapan Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antibiotik menjadi harapan untuk menyelamatkan jutaan nyawa di masa depan. General Manager Pelayanan Kesehatan dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS menyampaikan pada tahun 2019, secara global terdapat 1,27 juta kematian yang disebabkan oleh AMR. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat dan diperkirakan mengakibatkan 10 juta kematian pada tahun 2050.
Strategi nasional ini merupakan upaya preventif untuk mengatasi meningkatnya jumlah kematian akibat AMR yang menjadi ancaman global. “Jika hal ini tidak kita tangani dengan baik tentu akan menimbulkan banyak permasalahan terutama di negara kita (Indonesia),” kata Dirjen Dr. Azhar. Strategi pengendalian resistensi antibiotik nasional mencakup 14 intervensi utama. Strategi nasional ini akan berkontribusi pada penyusunan rencana aksi nasional pengendalian AMR di semua sektor selama periode 2025-2029. Kotak. Ketua Tim Sistem Kesehatan WHO, Profesor Roderick Salenga mengatakan penerapan Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba didasarkan pada pendekatan WHO yang berpusat pada masyarakat.
“Pendekatan ini akan secara langsung mengatasi hambatan yang dihadapi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan untuk mencegah, mendiagnosis dan mengobati infeksi, termasuk infeksi yang resistan terhadap obat,” kata Profesor Salenga. Dengan kata lain, pendekatan ini memperjuangkan akses dan kesetaraan, yang merupakan nilai-nilai penting dalam transformasi kesehatan. “Kami berharap para pemimpin Indonesia terus menginspirasi tidak hanya kesadaran tetapi juga tindakan,” ujarnya. Berita ini dirilis oleh Kantor Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Helpline Kementerian Kesehatan di 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email Kontak@kemkes.go.id.
Tentang Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya, menjamin akses terhadap layanan medis berkualitas, dan mendorong inisiatif kesehatan masyarakat. Melalui upaya kolaboratif dengan para pemangku kepentingan dan masyarakat di seluruh negeri, Departemen ini berupaya meningkatkan infrastruktur kesehatan, pencegahan penyakit, dan akses terhadap layanan kesehatan, sehingga meningkatkan hasil kesehatan secara keseluruhan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pelajari lebih lanjut tentang inisiatif dan kontribusi Kementerian Kesehatan di kemenkes.go.id atau tetap terhubung melalui saluran media sosial mereka.
Tentang WHO
Didedikasikan untuk kesejahteraan semua orang dan dipandu oleh ilmu pengetahuan, Organisasi Kesehatan Dunia memimpin dan mendukung upaya global untuk menjangkau semua orang, di mana pun, kesempatan yang sama untuk kehidupan yang aman dan sehat. Kami adalah badan kesehatan PBB yang menghubungkan negara-negara, mitra dan orang-orang di garis depan di lebih dari 150 lokasi – memimpin respons global terhadap keadaan darurat kesehatan, mencegah penyakit, mengatasi akar penyebab masalah kesehatan dan memperluas akses terhadap obat-obatan dan kesehatan. peduli tentang. Misi kami adalah untuk meningkatkan kesehatan, menjaga dunia tetap aman, dan melayani orang-orang yang rentan.