Komdigi Lelang Frekuensi 1,4 GHz, Internet 100 Mbps Rp100 Ribu Bisa Jadi Kenyataan?
Teknologi. id – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) secara resmi telah memulai pendaftaran untuk lelang frekuensi 1,4 GHz yang akan digunakan untuk Fixed Wireless Access (FWA). Inisiatif ini dianggap sebagai langkah pemerintah dalam menyediakan akses internet cepat dengan kecepatan 100 Mbps yang dapat dijangkau oleh masyarakat, hanya dengan biaya Rp100 ribu setiap bulannya. Namun, ada pertanyaan besar yang mengemuka: apakah impian untuk mendapatkan internet murah dengan kecepatan 100 Mbps seharga Rp100 ribu benar-benar dapat terwujud?
Pasar Jadi Penentu Harga dan Kecepatan
Arif Angga, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), menekankan bahwa harga serta kecepatan internet sepenuhnya ditentukan oleh dinamika pasar. “Di sektor ini, tidak ada batasan harga atau kecepatan yang ditetapkan. Sistemnya benar-benar bergantung pada masing-masing operator sesuai dengan situasi pasar,” terang Arif dalam acara Digital Transformation Summit 2025 (DTS) pada hari Selasa (26/8). Dengan kata lain, meskipun pemerintah mengadakan lelang untuk frekuensi 1,4 GHz, tarif internet akan tetap dipengaruhi oleh persaingan antarsupplier.
Teknologi Siap, Vendor Tidak Ada Kendala
Dari aspek teknologi, ZTE Indonesia menyatakan bahwa tidak terdapat kendala signifikan dalam menyediakan layanan internet dengan kecepatan 100 Mbps yang terjangkau. “Jika terdapat permintaan dari pasar, kami siap untuk memberikan dukungan. Dari sisi teknologi, tidak ada isu yang berarti. Produk yang berbasis 1,4 GHz TDD (Time Division Duplex) dapat kami sediakan,” ungkap Iman Hirawadi, Principal Telecom Architect and Business Consultant ZTE Indonesia. Pernyataan ini menekankan bahwa keberhasilan program internet murah lebih banyak bergantung pada kesiapan pasar dan ekosistem daripada pada teknologi itu sendiri.
Operator Masih Lakukan Kajian
Di sisi lain, Telkomsel masih belum dapat memastikan apakah layanan internet 100 Mbps dengan biaya Rp100 ribu bisa segera terwujud. “Bagi kami saat ini masih dalam proses analisis. Jika infrastruktur dan lingkungan mendukung, itu tentu bukan hal yang mustahil. Kami akan selalu mengikuti peraturan yang ada,” jelas Jockie Heruseon, VP Corporate Strategy, Innovation, Sustainability & Marketing Telkomsel. Dengan demikian, operator besar masih menunggu kepastian regulasi serta kesiapan ekosistem sebelum benar-benar meluncurkan layanan internet terjangkau tersebut.