RDM | Creative Smart Solution

Duh, Penggunaan AI Konsumsi hingga 7 Miliar Liter Air!

Duh, Penggunaan AI Konsumsi hingga 7 Miliar Liter Air!

Teknologi.id – Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan seiring berjalannya waktu sudah dirasakan oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, teknologi AI telah menjadi inti dari banyak inovasi di industri teknologi. Namun satu hal yang menarik perhatian, ada laporan baru mengenai melonjaknya konsumsi air melalui penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antara konsumsi dan penggunaan air. Lonjakan ini terjadi di Virginia, negara bagian AS yang memiliki ratusan pusat data, termasuk salah satu yang terbesar di dunia. Perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft memiliki fasilitas produksi di sini. Pusat data tetap ini memerlukan air dalam jumlah yang cukup besar untuk menjaga suhu server tetap stabil.

Menurut laporan Financial Times, konsumsi air pusat data di Virginia akan mencapai 7 miliar liter air pada tahun 2023, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2019 dengan konsumsi air sebesar 4 miliar liter. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan AI. Setiap kali model AI dilatih, ribuan atau bahkan jutaan server dibutuhkan untuk menjalankan algoritma kompleks tersebut. Proses ini menghasilkan banyak panas, memerlukan sistem pendingin yang efisien, dan salah satu metode yang paling umum adalah menggunakan air. Air terus digunakan untuk mendinginkan server, yang terus bekerja untuk mengelola, memproses, dan menyimpan sejumlah besar data yang diperlukan untuk menjalankan algoritme AI. Server
yang berlokasi di Virginia serta server di wilayah lain yang menjalankan algoritme AI menghasilkan lebih banyak panas dibandingkan sistem komputer “lama”, menghasilkan 5-50 perintah yang menghabiskan 500 ml air ChatGPT saja.

Karena tren AI yang dikombinasikan dengan peningkatan penggunaan air untuk mendinginkan server, sebagian besar wilayah Virginia mengalami kekeringan yang “tidak biasa”, namun banyak Pusat data yang dimiliki oleh perusahaan teknologi besar terus beroperasi di wilayah yang kekurangan air. . Microsoft melaporkan bahwa pada tahun 2023, 42% dari seluruh air yang dikonsumsi di fasilitasnya akan berasal dari daerah tersebut, sementara perusahaan pemilik Gemini mengklaim bahwa 15% air yang dikonsumsi akan berasal dari daerah yang menghadapi masalah kekurangan air.

Satu demi satu, perusahaan teknologi mulai menyerukan solusi untuk melindungi lingkungan. Amazon baru-baru ini menyatakan komitmennya untuk menjadi pengelola air yang baik. Perusahaan berencana untuk mencapai status “water positif” pada tahun 2030, yang berarti perusahaan akan mengembalikan lebih banyak air ke masyarakat daripada yang dikonsumsi di fasilitasnya. Microsoft juga mengembangkan “teknologi pendingin tanpa air” untuk pusat data di Virginia, sementara Google belum mengomentari kekeringan tersebut.

Perkembangan AI memang membawa banyak manfaat bagi berbagai industri, namun dampaknya terhadap lingkungan tidak boleh diabaikan. Konsumsi air di pusat data, terutama di wilayah seperti Virginia, menunjukkan kebutuhan mendesak untuk menemukan solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Karena penggunaan AI kini sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat, penting bagi perusahaan teknologi untuk fokus tidak hanya pada inovasi namun juga tanggung jawab mereka terhadap lingkungan. Upaya pengurangan konsumsi air dan pengembangan teknologi yang lebih ramah lingkungan harus diprioritaskan untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi yang membantu umat manusia tidak merugikan satu-satunya tempat di mana manusia dan makhluk hidup lainnya hidup.

Add a Comment

Your email address will not be published.